A. Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception
berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau
mengambil. Kata persepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi persepsi
diri, persepsi sosial dan persepsi interpersonal.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan,
bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan
atau pengertian, yaigu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Menurut Devita, persepsi ialah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang memengaruhi indra kita. Gulo mendefinisikan persepsi sebagai
proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui
indera-indera yang dimilikinya. Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil
pengamatan. Pareek memberikan definisi yang lebih luas ihwal persepsi ini
sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji
dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.
Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’.
Beberapa di antaranya adalah:
- Persepsi merupakan proses yang
terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang,
sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga
individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo
Walgito).
- Persepsi merupakan proses
pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme
atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan
aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).
- Persepsi ialah interpretasi
tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).
- Persepsi merupakan suatu proses
pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu
(Gibson).
- Persepsi juga mencakup konteks
kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social
merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan
untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang
dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang
ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai
orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
- Persepsi merupakan proses
pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech).
- Persepsi merupakan suatu proses
yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi
dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
B. Proses Persepsi
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang
merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu untuk mengubah
tingkah laku seseorang, harus dimulai dari merubah persepsinya. Dalam proses
persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut:
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra
terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau
sedikit
b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan
informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang
c. Interpretasi dan persepsi kemudian
diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sbeagai reaksi
Jadi, proses persepsi ialah melakukan seleksi,
interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai
Proses fisik adalah proses stimulus
mengenai alat indra.
Proses fisiologi adalah stimulus yang
dterima oleh alat indra diteruskan oleh saraf sensoris ke otak.
Proses psikologis adalah proses yang
terjadi dalam otak.
Dalam defenisi persepsi yang dikemukakan
oleh pareek, mencakup beberapa segi atau proses, yaitu :
a.
Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diperoleh melalui pancaindra.
b.
Proses penyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Dua kumpulan faktor
menentukan seleksi rangsangan. Yaitu :
Faktor Intern :
a)
Kebutuhan psikologis
b)
Latar belakang
c)
Pengalaman
d)
Sikap
e)
Kepercayaan umum
f)
Penerimaan diri
Faktor Ekstern :
a)
Intensitas
b)
Ukuran
c)
Kontras
d)
Gerakan
e)
Ulangan
f)
Keakraban
g)
Sesuatu yang baru
Devito menyebutkan enam proses yang mempengaruhi
persepsi :
1)
Teori kepribadian implisit
2)
Ramalan yang dipenuhi sendiri
3)
Aksentuasi perseptual
4)
Primasi-resensi
5)
Konsistensi
6)
Stereotip
c.
Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
Terdapat tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni :
1.
Pengelompokan
Faktor yang digunakan untuk pengelompokan rangsangan
antara lain :
1)
Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip
dijadikan satu kelompok
2)
Kedekatan, hal-hal yang dekat antara satu
dengan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu
3)
Ada
suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap
2.
Bentuk timbul dan latar
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk
memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol,
sedangkan rangkaian / gejala lainnya berada di latar belakang.
3.
Kematangan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan
perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya
d.
Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima
lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi
persepsi setelah data itu ditafsirkan.
e.
Proses pengecekkan
Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Data itu dapat
dicek dengan menanyakan kepada orang-orang lain mengenai persepsi mereka.
f.
Proses reaksi
Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan
dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang
berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
Faktor internal
Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam
diri individu :
A.Fisiologis, informasi masuk melalui
indra, selanjutnya mempengaruhi usaha dan melengkapinya untuk memberikan arti
terhadap lingkungan sekitar. Kapasitas indra untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda, hingga interpretasi terhadap lingkungan juga berbeda.
B. Perhatian,
individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau
memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu objek.
Energi pada tiap orang berbeda sehingga perhatiannya pada objek juga akan
mengalami perbedaan dan hal ini akan mempengaruhi persepsi pada suatu objek.
C. Minat, persepsi terhadap suatu objek
bervariasi, tergantung banyak energi atau perseptual vigilance yang digerakkan
untuk mempersepsi. Perseptual vigilance merupakan kecendrungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
D. Kebutuhan yang searah, dapat dilihat
dari bagaimana kuatnya seorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang
dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
E. Pengalaman dan ingatan, pengalaman dapat
dikatakan bergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat
mengingat kejadan-kejadian lampau untuk mengetahui sesuatu rangsangan dalam
pengertian luas.
F. Suasana hati, keadaan emosi mempengaruhi
prilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu
yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi, dan
mengingat.
Faktor eksternal
Merupakan karakteristik dari lingkungan dan
objek-objek yang terlibat di dalamnya diantaranya :
1.
Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus
Artinya semakin besar hubungan suatu objek,
maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi
individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu objek individu akan mudah untuk
perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
2.
Warna dari objek-objek
Objek yang punya cahaya lebih banyak, akan
lebih mudah dipahami.
3.
Keunikan dan kekontrasan stimulus
4.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus
5.
Motion dan gerakan
Individu akan banyak memberi perhatian
terhadap objek yang memberi gerak dalam jangkauan pandangan dibanding objek
diam.
Selain dari faktor
internal dan eksternal, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
Ø Ketersediaan informasi
sebelumnya;
ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi
dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam
bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu
disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah
diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak
memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga
dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
Ø Kebutuhan
seseorang akan cenderung
mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana,
seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain
yang baru saja makan.
Ø Pengalaman masa lalu
sebagai hasil dari proses belajar,
pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu.
Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan
seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan
tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat
warna merah dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua]
karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki
pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu
sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain
tidaksenangdengansibos
Faktor lainnya yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai
alat indera atau reseptor, stimulus dapat dating dari luar individu maupun dari
dalam individu yang bersangkutan.
2. Alat indera, saraf dan Pusat susunan
saraf
Merupakan alat untuk menerima
stimulus, kemudian diteruskan ke saraf sensoris kemudian menuju pusat susunan
saraf atau otak sebagai pusat kesadaran, kemudian menuju saraf motoris.
3. Perhatian
Untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Hukum-hukum
persepsi
Ø Hukum
pragnanz, pragnanz berarti penting, meaningsful, penuh arti atau berarti. Jadi
apa yang dipersepsi itu menurut hukum ini adalah penuh arti, suatu kebulatan
yang mempunyai arti penuh, meaningsful. Hukum ini oleh kaum gestalt dipandang
sebagai hukum yang pokok.
Ø Hukum
figure-ground, figure merupakan bagian yang dominan dan merupakan focus
perhatian, dan ground yang melatarbelakangi atau melengkapi. Kalau individu
mempersepsi sesuatu apa yang tidak menjadi fokus dalam persepsi itu akan
menjadi latarbelakang. Antara figure dan ground dapat berpindah atau bertukar
peran antara satu dengan yang lainnya.
Contohnya pada gambar berikut :
Ada sebagian orang yang melihat itu adalah gambar
seorang lelaki yang berhidung sangat
mancung sedang meniup terompet. Dan ada juga yang mungkin melihat kalau itu
adalah lukisan wajah seorang wanita.
Ø Hukum
kedekatan, apabila stimulus saling berdekatan antara satu dengan lainnya, aka
nada kecendrungan untuk dipersepsi sebagai suatu keseluruhan atau suatu
gestalt.
Contoh : xx xx
xx xx
Dalam gambar diatas orang akan
mempersepsi silang pertama dan kedua, ketiga dan keempat, kelima dan keenam
masing-masing merupakan suatu gestalt daripada silang kedua dengan silang
ketiga, silang keempat dengan kelima. Inilah yang dimaksud dengan hukum
kedekatan.
Ø Hukum
kesamaan (similitary), hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek yang sama,
mempunyai kecendrungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau suatu gestalt.
Contoh :
x x x x
o o o o
x x x x
o o o o
x x x x
dalam seseorang mempersepsi gambar
tersebut, orang akan mempersepsi sebagai suatu deretan silang (x), satu deretan
lingkaran (o), satu deretan silang lagi, satu deretan lingkaran lagi, dan
begitu seterusnya. Orang tidak akan mempersepsi sebagai suatu deretan
silang,lingkaran,silang,lingkaran. Inilah yang dimaksud dengan hukum kesamaan.
Ø Hukum
kontinutas, menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai kontinutas satu dengan
yang lain, akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi sebagai suatu kesatuan
atau keseluruhan.
Hukum kelengkapan dan ketertutupan (closure), dalam
persepsi adanya kecendrungan orang mempersepsikan sesuatu yang kurang lengkap
menjadi lengkap, sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti dan berarti.