1.
Hubungan
psikologi dengan ilmu-ilmu lain.
Psikologi
sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia,sudah pasti
psikologi memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari
tentang keadaan manusia. Berikut hubungan psikologi dengan beberapa ilmu
pengetahuan :
a)
Hubungan
psikologi dengan biologi
Biologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup
menjadi objek dari biologi. Oleh karena biologi berobyekkan benda-benda yang
hidup,maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu
baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun
masing-masing ilmu itu meninjau dari sudut pandang yang berbeda namun pada
segi-segi yang tertentu kadang-kadang kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan.Ada
hal-hal yang sama-sama dipelajari atau diperbincangkan oleh kedua ilmu
ini,seperti masalah keturunan.Baik psikologi maupun antropobiologi juga
membicarakan hal ini.Ditinjau dari segi biologi ialah hal-hal yang berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain.Keturunan juga dipelajari dalam psikologi misalnya
sifat,intelegensi,bakat. Karena itu,kurang sempurnalah mempelajari mempelajari
psikologi tanpa biologi.
b)
Hubungan
psikologi dengan sosiologi
Manusia
sebagai makhluk social juga menjadi objek dari sosiologi. Soiologi merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia,mempelajari manusia tentang
bagaimana hidup bermasyarakat.Karena itu baik psikologi maupun sosiologi
sama-sama membicarakan manusia. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup
bermasyarakat,sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai
manifestasi hidup kejiwaan,yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia
bertingkah laku dan berbuat.
c)
Hubungan
psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu
pengetahuan alam membuat psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri
sendiri terlepas dari filsafat;walaupun metode ilmu pengetahuan kurang dapat
digunakan seluruhnya terhadap psikologi,karena perbedaan dalam obyeknya. Ilmu
pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati,sedangkan psikologi
berobyekkan pada manusia yang hidup,sebagai makhluk yang dinamik,makhluk yang
berkebudayaan,makhluk yang berkembang dan dapat berubah setiap saat.
d)
Hubungan
psikologi dengan filsafat
Manusia
sebagai makhluk hidup merupakan obyek dari filsafat yang antara lain
membicarakan tentang hakikat kodrat manusia,tujuan hidup manusia dan
sebagainya. Sekalipun
psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang
ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai
hubungan dengan filsafat. bahkan sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu
yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan
filsafat terutama mengnai hal-hal yang menyangkut sifat hakiki serta tujuan
dari ilmu pengetahuan itu.
e)
Hubungan
psikologi dengan pedagogiek
Kedua ilmu
ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain,karena memiliki hubungan
timbal balik.Pedagogiek sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberi bimbingan
hidup manusia sejak lahir sampai mati tidak akan sukses,bila mana tidak
mendasarkan diri pada psikologi,yang tugasnya memang menunjukkan perkembangan
hidup manusia sepanjang masa,bahkan cirri dan wataknya serta kepribadiannyapun
ditunjukkan oleh psikologi. Dengan demikian,pedagogiek baru akan tepat mengenai
sasaran,apabila dapat memahami langkah-langkahnya sesuai petunjuk-petunjuk
psikologi. Oleh karena sangat eratnya tugas antara keduanya,maka timbul
“educational psychology” (ilmu jiwa pendidikan).
f)
Hubungan
psikologi dengan agama
Psikologi
dan agama merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya,mengingat agama sejak
turunnya kepada Rasulullah diajarkan pada manusia dengan dasar-dasar yang
sesuai dengan kondisi dan situasi psikologis pula. Tanpa dasar tersebut,agama
sulit mendapat tempat di dalam jiwa manusia. Di dalam agama terdapat ajaran
agama tentang bagaimana agar manusia mau menerima petunjuk Tuhannya. Hingga
manusia itu sendiri tanpa paksaan bersedia menjadi hamba-Nya yang baik dan
taat. Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa di dalam agama itu,penuh dengan
unsur-unsur Paedagogis yang bahkan merupakan essensi pokok dari tujuan agama
diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia. Unsur paedagogis dalam agama tidak
dapat mempengaruhi manusia kecuali bilamana disampaikan kepadannya sesuai
dengan petunjuk-petunjuk psikologi.
Contoh
bahwa psikologi dan agama memiliki kaitan yang erat ialah terhadap manusia yang
melanggar norma-norma agama dipandang berdosa. Perasaan berdosa pada manusia
tersebut dapat mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun hukuman
lahiriyah tidak diberikan terhadapnya. Psikologi memandang bahwa orang yang
berdosa itu berarti telah menghukum dirinya sendiri,karena dengan perbuatan
pelanggaran tersebut,jiwa mereka menjadi tertekan,kotor dan gelap yang apabila
yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan (mengalihkan pada perbuatan yang
lebih baik),perasaannya akan menyebabkan penyakit jiwa (psichistania) yang
merugikan dirinya sendiri. Dalam hal itulah pendidikan agama sangat diperlukan
untuk member jalan sublimatif serta katharisasi (pembersihan jiwa) orang yang
menderita dosa. Karena eratnya hubungan keduanya,maka lahirlah psikologi agama.
2.
Tujuan
mempelajari psikologi.
Tujuan dan guna mempelajari
ilmu jiwa ialah :
a.
Untuk
memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna
tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
b.
Untuk
mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk
mengenal tingkah laku manusia dan anak.
c.
Untuk
mengetahui tentang penyelenggaraan pendidikan yang baik.
d.
Memiliki
tiga kemampuan dasar yang diperlukan :
1)
Understanding,memiliki
pengetahuan/pengertian mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip psikologi yang umumnya
mendasari tinggkah laku.
2)
Predecting,mampu
mendeteksi atau mendekati permasalahan-permasalahan psikologis yang terjadi di
lapangan pendidikan.
3)
Controlling,mampu
menguasai diri pribadinya dan terampil di dalam mengatasi masalah kependidikan
yang dihadapi sesuai dengan konsep dan prinsip psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar