Rabu, 09 Januari 2013

Apa Beda Emosi dan Perasaan ??




 Emosi dan perasaan (emotion & feeling). Keduanya digunakan secara tumpang tindih dalam percakapan keseharian. Ketika seseorang bertanya pada orang lain apa yang dirasakannya ketika dikhianati pacarnya, jarang orang bertanya , “bagaimana emosimu?”, kebanyakan akan bertanya, “bagaimana perasaanmu?” Dalam bahasa sehari-hari, kata emosi memang sangat jarang digunakan. Kata perasaan, jauh lebih umum digunakan.
Perasaan mengandung adanya suatu pengalaman subjektif. Apa yang dirasakan satu orang dengan orang lain relatif sulit untuk dibandingkan. Hanya diri sendirilah yang bisa mengalami perasaan yang muncul. Oleh sebab itu disebut pengalaman subjektif.  Misalnya Anda merasa damai, maka Anda sendiri yang bisa mengalaminya. Rasa damai yang dirasakan oleh orang lain bisa saja berbeda kadarnya.
Kebanyakan orang berpikir bahwa emosi adalah salah satu jenis perasaan. Sesuatu dianggap sebagai emosi tatkala seseorang merasakan perasaan tertentu, terutama marah. Selain marah, perasaan lain yang kerap dianggap sebagai emosi misalnya adalah cinta, sedih, bahagia, dan cemburu. Orang akan mengatakan Andi sedang emosi ketika ia sedang marah (ia ‘emosi’ karena ia dikhianati sang pacar), namun juga ketika ia sedang sangat bahagia (ia begitu ‘emosi’ bertemu ibunya), sedih (ia begitu ‘emosi’ pada saat pemakaman ayahnya), cemburu (ia ‘emosi’ tahu pacarnya makan malam dengan orang lain), atau cinta (emosinya begitu mendalam pada kekasihnya).
Sebagian ahli menyebutkan bahwa di dalam emosi terkandung perasaan. Ini artinya, perasaan adalah komponen dari emosi. Perasaan diartikan sebagai keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami perasaan marah, karena Anda merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam diri Anda. Emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam dirinya.
Nah, lalu apa bedanya antara perasaan dan emosi? Sebenarnya keduanya relatif sama. Bahkan, menurut seorang peneliti emosi dari Australian National University, yakni Anna Wierzbicka, tidak semua budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam bahasa inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam semua bahasa. Menurutnya lagi, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih objektif dan lebih ilmiah daripada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi jauh lebih luas digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Bagaimana dengan rasa lapar karena kurang makan, rasa haus kurang minum, rasa panas karena terik matahari, rasa manis gula, rasa pahit kopi, dan rasa sakit tulang? Tentu saja itu semua tidak termasuk kategori perasaan yang dikaitkan dengan emosi. Perasaan yang diartikan emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang dirasakan fisik. Ada rasa lapar, tapi tidak ada emosi lapar. Ada rasa panas tapi tidak ada emosi panas. Ada rasa manis gula tapi tidak ada emosi manis. Emosi adalah perasaan yang terkait dengan suasana hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar